SEPAK TERJANG SAN PELAPOR KARANGJAHE


    Seorang pemuda yang bernama Ali musthofa membawa perubahan sosial masyarakat pantai wisata karangjahe.Berawal dari pekerja proyek kemudian iseng ikut organisasi hingga motivasi dari tokoh masyarakat, kades, tokoh agama setempat membuatnya menekuni berorganisasi.Dari mulai organisasi karang taruna, gabungan sekelompok tani, pengelolaan air bersih, dan kegiatan keagamaan. Di saat bersamaan ia mengamati keresahan atau masalah sosial yang ada pada desanya. Dari tanah yang gersang, pantai abrasi, sedikitnya pendapatan masyarakat dll.

     Awal mulanya tercetus "KARANGJAHE"berasal dari musyawarah desa pada saat itu di pantai itu terdapat gundungan karang seperti jahe.Masyarakatnya dulu trkena wabah,wabah berpindah di dukuhan mbelah akhirnya berpindah di dukuh nggodo.untuk mengabadikan kisah itu,di sepakai nama pantai karang jahe.pantai karangjahe memunculkan destinasi wisata baru berupa pesisir pantai menyuguhkan keindahan panorama kelestarian hutan cemara laut,mangrove,maupun laut yang landai.sehingga menjadi daya tarik wisata bagi masyarakat lokal terutama masyarakat rembang dan masyarakat luar kabupaten rembang.
       
       Awalnya masyarakat ada yang setuju ada yang tidak,namun dengan komitmen bersama masyarakat bisa menerima adanya wisata pantai karang jahe.pada tahun 2010 ada program penanaman cemara laut,namun pada saat itu masyarakat belum mengetahui fungsi penanaman pohon cemara akhirnya masyarakat belum menerima semuanya.pada waktu itu ada yang merusak pohon cemara,mengembala kambing yang mengakibatkan pohon menjadi rusak.akhirnya perlahan di adakan sosialisasi pendekatan pada masyarakat dan masyarakat dapat menerimanya


      Umkm di pantai karangjahe awalnya hanya terdapat 1 sampai 3 orang,namun sekarang sudah mencapai 150 sampai 200 pelaku usaha yang ada di sana.Langkah yang harus di lakukan agar sebuah desa memiliki potensi wisata yang ramai seperti di karangjahe adalah niat,komitmen bersama,komunikasi harus baik terkait semua yang ada di desa.
     

        Terkait pembagian hasil,awal rintisan menggunakan sistem pembagian 60 40 pada waktu itu yang 40 untuk pengelola/pemuda yang 60 di desa.dananya 40 untuk operasional yang 60 untuk pengembangan wisata. 
       

         Keadaan masyarakat saat pandemi sangat gelisah sekali karena rantai perekonomian sangat turun saat itu,akhirnya pada aturan yang baru masyarakat dapat menggeliat lagi akhirnya di buka beberapa persen tapi dengan aturan yang sangat ketat dan harus menerapkan prokes.Wisata karangjahe sangat luar biasa dampaknya terutama dalam segi perekonomian,terkait fasilitas pembangunan, infrastruktur,kegiatan sosial dalam segi pendidikan keagamaan,karena dari pembagian hasil dari daya tarik wisata ini melalui bumdes itu masuk desa yang namanya peades dan masuk kabupaten namanya PAD . Yang masuk desa di gunakan untuk marbot desa,masjid,mushola,kelancaran guru madrasah dan kegiatan hari besar islam.ketika di bulan suro ada santunan untuk yatim piatu dan duafa,dan ada kegiatan 17 an sangat menyuport. Peran pemuda di desa punjulharjo sangat di butuhkan untuk berkontribusi yang sangat banyak di butuhkan di desa sendiri

Postingan populer dari blog ini

Hubungan rempah-rempah dan integrasi sosial